
bbcmedia.new-sukabumi Kasus perundungan (bullying) yang menimpa seorang siswi di salah satu SMP Negeri di Sukabumi, Jawa Barat, hingga kini belum menemui titik terang. Padahal, laporan kepada pihak kepolisian sudah dibuat enam bulan lalu. Orang tua korban menilai sekolah dan juga orang tua pelaku, serta pihak terkait tidak menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam menangani kasus ini.

Menurut keterangan orang tua korban, awalnya anak mereka enggan bersekolah tanpa memberikan alasan yang jelas. Namun, setelah beberapa waktu, orang tua menemukan curhatan sang anak dalam aplikasi diari di ponselnya. Dari situ terungkap bahwa ia menjadi korban perundungan oleh teman-temannya di sekolah.
Mendapati hal tersebut, keluarga korban segera melaporkan kasus ini kepada pihak sekolah dan kepolisian. Namun, hingga kini, tidak ada tindakan konkret yang diambil oleh pihak sekolah maupun instansi terkait. Orang tua korban menyesalkan sikap sekolah yang terkesan abai dan tidak memberikan perlindungan bagi siswanya.
“Kami sudah menunggu selama enam bulan, tapi tidak ada tindak lanjut yang jelas. Sekolah seolah lepas tangan, begitu juga orang tua pelaku. Kami hanya ingin keadilan untuk anak kami,” ujar orang tua korban.sabtu 8/3/2025
Lebih parahnya, akibat perundungan yang dialaminya, korban kini mengalami trauma berat. Ia bahkan tidak mau bertemu dengan teman-temannya di sekolah dan menolak untuk kembali belajar. Kondisi mentalnya semakin memburuk akibat tidak adanya kepastian hukum dan penyelesaian kasus ini.
Ironisnya, ketika pihak sekolah dimintai konfirmasi terkait kasus ini, mereka justru mengarahkan untuk meminta keterangan dari pengacara sekolah. Sikap ini semakin memperkuat anggapan bahwa pihak sekolah enggan bertanggung jawab dan lebih memilih berlindung di balik jalur hukum, alih-alih mengambil langkah nyata untuk menyelesaikan masalah.
Kasus ini juga menyoroti minimnya perhatian dari Dinas Pendidikan setempat yang seharusnya ikut turun tangan dalam menyelesaikan masalah ini. Keluarga korban berharap ada kejelasan dan tindakan tegas terhadap para pelaku, baik dari pihak sekolah maupun aparat penegak hukum, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah belum memberikan tanggapan resmi terkait kasus tersebut.
Indra/cfsa