
BBCMEDIA.NEWS-LUMAJANG-Bermula pada September 2024,Kepolisian Resor Lumajang tengah melakukan pengembangan kasus narkotika yang sebelumnya mereka tangani. Dari hasil penyelidikan itu, polisi mencurigai keberadaan ladang ganja yang diduga berada di area pegunungan, tepatnya di kawasan TNBTS.

Dari hasil penyelidikan polisi menemukan 59 Ladang Ganja yang berada di Desa Argosari ,Kecamatan Sendiri ,Lumajang tepanya di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Diketahui ladang tersebut ditemukan di zona rimba yang luas nya kurang dari 1 hektare.
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan,“Bahwa ladang ganja itu bukan hasil karya teman-teman Taman Nasional di sana. Tapi itu bekerjasama dengan kepolisian untuk menemukan ladangnya,” kata Raja Antoni melalui keterangan tertulisnya, Selasa (18/03/25)
Raja menyebut, penemuan area ladang ganja ini dilakukan dengan menggunakan drone dan pemetaan bersama pihak kepolisian hingga Polisi Hutan (Polhut).
Ia mengatakan hal ini sekaligus membantah isu yang mengaitkan penutupan TNBTS lantaran dengan adanya lahan ganja. “Kan isunya ‘oh di tutup supaya ganjanya tidak ketahuan’. Justru dengan drone, dan temen-temen di Taman Nasional yang menemukan titiknya bersama Polhut. Itu kita cabut dan menjadi barang bukti yang kita bawa ke polisi,” ucap Raja Antoni.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Satyawan Pudyatmoko, menegaskan bahwa lokasi penemuan ladang ganja tidak berada di jalur wisata Bromo atau Semeru.tepatnya di Blok Pusung Duwur Resort Pengelolaan Taman Nasional Wilayah Seduro dan Gucialit.(19/03/25)
Rudi menjelaskan bahwa ladang ganja tersebut berada di lokasi yang sangat tersembunyi dan sulit dijangkau.Area ini tertutup oleh semak belukar lebat dan berada di medan yang curam, dengan vegetasi alami seperti kirinyu, genggeng, dan anakan akasia.
Ladang Ganja Ditemukan oleh tim gabungan yang terdiri dari petugas Balai Besar TNBTS, Polres Lumajang, TNI, serta Perangkat Desa Argosari dalam operasi yang berlangsung pada 18-21 September 2024.
“Area penemuan tanaman ganja terbilang sangat tersembunyi, karena terletak di kawasan yang tertutup semak belukar sangat lebat dengan jenis vegetasi kirinyu, genggeng, dan anakan akasia, serta berada di kemiringan yang curam,” jelas Rudi.
Nandar/bssa