
BBC MEDIA.NEWS Papua – Konflik yang melanda Kabupaten Puncak Jaya akibat Pilkada semakin memanas. Bentrokan antarpendukung pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati terus berlanjut, bahkan menelan korban jiwa. Pada Rabu (27/11/2024), bentrokan pertama terjadi yang menyebabkan sekitar 40 rumah dibakar dan 94 orang terluka.
//BACA JUGA : AKHIRNYA KEPALA DESA KEBON MANGGU AKUI ADANYA KESEPAKATAN KOMPENSASI DENGAN PERUSAHAAN
Bentrokan bermula ketika salah satu pendukung paslon membawa kabur kotak suara dari beberapa kampung, termasuk Birak Ambut, Wuyukwi, Pepera, Towogi, dan Wuyuneri, serta dua kelurahan, Pagaleme dan Wuyukwi. Aksi ini memicu serangan balik dari pendukung paslon lainnya, yang berujung pada pembakaran rumah-rumah di perumahan tenaga kesehatan dekat RSUD Mulia.
Untuk mengendalikan situasi, Satuan Tugas (Satgas) TNI yang bertugas di Kota Mulia turut membantu Polri dalam pengamanan. Prajurit TNI dari Yonif Raider Khusus 753/Arga Vira Tama mengevakuasi warga dan tenaga kesehatan yang rumahnya dibakar ke tempat aman, termasuk Markas Kodim 1714/Puncak Jaya.

Bentrokan Kembali Terjadi
Namun, ketegangan tidak kunjung mereda. Pada Rabu (2/4/2025), bentrokan kembali meletus di beberapa titik, termasuk Usir Belakang hingga Kali Belakang Kampung Usir, Distrik Pagaleme. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Ignasius Benny Ady Prabowo, mengungkapkan bahwa puluhan orang dari kedua kelompok pendukung mengalami luka-luka dan sedang menjalani perawatan.
//BACA JUGA : Dampak Kebijakan Tarif Donald Trump terhadap Pasar Global dan Strategi Indonesia Menghadapinya
Meskipun ada upaya perdamaian yang digagas oleh pemerintah daerah dan aparat keamanan, situasi di lapangan tetap tidak terkendali. Perdamaian yang dijanjikan antara kedua paslon sejauh ini hanya isapan jempol. Ketegangan antarpendukung paslon semakin meningkat, dan sedikit gesekan bisa memicu bentrokan susulan. Banyak warga yang khawatir akan eskalasi kekerasan yang semakin meluas, mengancam kedamaian di wilayah tersebut.
Konflik ini membawa dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat. Selain korban jiwa dan luka-luka, akses ke layanan kesehatan dan fasilitas publik terganggu. Kerusakan materiil yang ditimbulkan cukup besar, dengan rumah-rumah yang dibakar dan fasilitas umum yang rusak. Warga merasa terancam dan terkurung dalam ketegangan yang tidak kunjung reda.
//BACA JUGA : Kejahatan Perang di Gaza: Paramedis Diserang Israel
Pemerintah daerah bersama aparat keamanan terus berupaya keras untuk meredakan ketegangan ini dan memberikan rasa aman kepada masyarakat. Namun, dengan ketegangan yang masih tinggi, tantangan besar tetap ada dalam mencapai perdamaian yang langgeng di Puncak Jaya.
SOMDANI//RIZKY