
BBC MEDIA.NEWS – JAKARTA – Indonesia tengah berada di persimpangan penting menuju tahun 2030. Dengan berbagai potensi yang menjanjikan dan tantangan yang tak ringan, muncul pertanyaan besar: apakah Indonesia akan berkembang menjadi kekuatan besar baru, atau justru terjebak dalam krisis sosial-ekonomi yang membuatnya stagnan atau bahkan bubar?
Artikel ini membahas proyeksi berbasis data dan tren nyata saat ini, dari sisi demografi, ekonomi, energi, hingga transformasi teknologi, untuk menjawab pertanyaan besar tersebut.
Bonus Demografi: Potensi atau Bom Waktu?
Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan bahwa pada 2030, jumlah penduduk Indonesia akan menyentuh angka 295 juta jiwa. Sekitar 70% di antaranya berada dalam usia produktif (15–64 tahun). Jika dikelola dengan baik, ini bisa menjadi “bonus demografi” yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun, jika pendidikan, lapangan kerja, dan kesejahteraan tidak memadai, justru bisa memicu ledakan pengangguran, ketimpangan sosial, hingga instabilitas politik.
Ekonomi: Raksasa Baru atau Krisis Struktural?
Menurut McKinsey, Indonesia berpotensi menjadi salah satu dari 7 ekonomi terbesar dunia pada 2030, dengan pertumbuhan PDB tahunan stabil 5–6%. Urbanisasi dan kelas menengah yang tumbuh menjadi penggerak utamanya.
Namun realitanya, ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah, birokrasi lambat, dan korupsi yang belum diberantas menyeluruh, bisa menghambat laju tersebut. Krisis global seperti resesi dunia atau konflik geopolitik juga berpotensi besar menekan perekonomian dalam negeri.
Energi: Menuju Transisi atau Tetap di Batu Bara?
Pemerintah berencana meningkatkan kapasitas energi terbarukan hingga 75 GW dalam 15 tahun. Ini bagian dari komitmen Net Zero Emission pada 2060. Namun, 60% pembangkit listrik saat ini masih bergantung pada batu bara.
Jika tidak ada upaya serius untuk mendukung investasi energi bersih, maka target ini sulit tercapai. Ketergantungan pada energi kotor juga akan membuat Indonesia sulit bersaing secara global di tengah tren hijau dunia.
Teknologi dan Digitalisasi: Tertinggal atau Terkoneksi?
Melalui roadmap Making Indonesia 4.0, pemerintah menargetkan digitalisasi industri dan UMKM. Pada 2025, ekonomi digital Indonesia diperkirakan menyumbang lebih dari Rp 1.700 triliun terhadap PDB nasional.
Namun, kesenjangan akses internet dan kualitas SDM digital masih menjadi tantangan. Tanpa pemerataan infrastruktur digital dan pendidikan teknologi, digitalisasi hanya akan dinikmati sebagian kecil masyarakat.
Baca Juga : Inovasi Nuklir Iran 2025: Langkah Strategis Menuju Teknologi Mandiri
Menuju 2030, Indonesia harus fokus pada tiga hal utama:
- Investasi di SDM dan Pendidikan.
Tanpa manusia yang cerdas, tak ada teknologi atau ekonomi yang bisa bergerak maju. - Reformasi birokrasi dan hukum.
Efisiensi pemerintahan dan kepastian hukum adalah fondasi negara maju. - Transparansi dan kolaborasi.
Pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil harus bekerja bersama, bukan saling curiga.
Jika ketiga aspek ini gagal dilaksanakan, potensi besar Indonesia hanya akan jadi angan, dan skenario “bubar” bukanlah isapan jempol.
NANDAR/RR