
netanyahu melanggar kesepakatan hamas harus membayar harga tinggi
BBCMedia.News, Kriminal Internasional – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Hamas akan menanggung konsekuensi berat atas pelanggaran gencatan senjata yang disebutnya sebagai “kejahatan keji”. Pernyataan ini muncul setelah militer Israel mengklaim bahwa salah satu jenazah yang diserahkan oleh Hamas bukanlah milik sandera yang ditahan di Gaza.
Tuntutan Netanyahu dan Reaksi Kibbutz Nir Oz
Netanyahu menuduh Hamas bertindak kejam dan tidak memiliki batasan dalam kekejaman mereka. “Kebiadaban monster Hamas tidak mengenal batas,” ujarnya dalam sebuah pernyataan video. Ia juga berjanji untuk membawa pulang semua sandera Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.
Sementara itu, komunitas Kibbutz Nir Oz, tempat keluarga Bibas ditawan oleh pejuang Palestina pada 7 Oktober 2023, menuntut pengembalian jenazah Shiri Bibas yang hingga kini belum dikembalikan. “Kami tidak akan berhenti berjuang sampai Shiri Bibas kembali, bersama dengan semua sandera dari kibbutz dan Israel,” demikian pernyataan komunitas tersebut.
Israel Terus Melakukan Serangan di Tepi Barat
Di tengah ketegangan ini, pasukan Israel terus melanjutkan operasi militer di Tepi Barat, termasuk di Tulkarem dan Jenin. Kantor berita Wafa melaporkan bahwa seorang pria Palestina, Ahmed Awad, tewas setelah kendaraan militer Israel bertabrakan dengan mobilnya selama penggerebekan di Tulkarem.
Selain itu, pasukan Israel juga melakukan penangkapan di berbagai wilayah, termasuk di kamp pengungsi Jalazone, utara Ramallah, serta kamp pengungsi al-Azza di Betlehem. Warga melaporkan bahwa tentara Israel menyerbu rumah-rumah dan merusak infrastruktur selama penggerebekan berlangsung.
|| Baca Juga : DPRD Kabupaten Sukabumi Gelar Rapat Paripurna Ke-3 Bahas Tiga Raperda Prakarsa
Tekan Kriminalitas, Polda Lampung Gencarkan Operasi hingga ke Pelosok!
Menteri Keuangan Israel Desak Kembalinya Perang di Gaza
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, menyerukan agar perang di Gaza dan Tepi Barat segera dilanjutkan. Pernyataan ini muncul setelah tiga bus kosong meledak di sebuah depot parkir dekat Tel Aviv. Smotrich menuduh bahwa pertukaran tawanan dalam kesepakatan gencatan senjata telah mengarah pada “pembebasan massal teroris”.

“Gencatan senjata ini telah ditafsirkan sebagai kelemahan oleh musuh-musuh kami. Satu-satunya jawaban adalah kembali bertempur dan menghancurkan terorisme secara sistematis di Gaza, Yudea, dan Samaria,” tegasnya.
Hamas Menuduh Israel Menghambat Kesepakatan Gencatan Senjata
Di sisi lain, Hamas menuduh Netanyahu dengan sengaja menghambat pelaksanaan tahap kedua kesepakatan gencatan senjata. Juru bicara Hamas, Abdul Latif al-Qanou, mengatakan bahwa kelompoknya masih menunggu Israel untuk menerapkan semua ketentuan “protokol kemanusiaan” yang telah disepakati.
Hamas juga menuduh Israel menghalangi masuknya tempat penampungan sementara dan alat berat ke Gaza, yang seharusnya menjadi bagian dari tahap pertama perjanjian gencatan senjata. Al-Qanou menegaskan bahwa Hamas siap melaksanakan perjanjian tersebut secara penuh dan menyerukan pembentukan “komite internasional untuk menyelidiki kejahatan perang Israel di Gaza”.
Korban Jiwa Terus Bertambah
Sementara ketegangan semakin meningkat, jumlah korban tewas di Gaza terus bertambah. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa setidaknya 48.319 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel, sementara 111.749 lainnya mengalami luka-luka.
Kantor Media Pemerintah bahkan memperbarui jumlah korban tewas menjadi sedikitnya 61.709 orang, dengan ribuan lainnya masih hilang di bawah reruntuhan.
Di pihak Israel, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan 1.139 orang dan lebih dari 200 orang ditawan.
|| Lainnya : Perubahan Kecil yang Bisa Bikin Dunia Berubah Total
Rahasia Yang Semua Orang Harus Tau: Menguasai Apa Pun Dalam 48 Jam
4 thoughts on “Netanyahu Bersumpah Hamas Akan Membayar Mahal atas Pelanggaran Gencatan Senjata”