
BBCMedia News – Amerika Serikat dan Israel telah menolak proposal Arab untuk membangun kembali Jalur Gaza pascaperang, yang memungkinkan 2,1 juta warga Palestina tetap tinggal di wilayah tersebut.
Proposal ini sebelumnya telah disetujui dalam pertemuan darurat Liga Arab di Kairo sebagai alternatif dari rencana kontroversial Presiden Donald Trump, yang ingin AS mengambil alih Gaza dan merelokasi penduduknya secara permanen.
Sementara Otoritas Palestina dan Hamas menyambut baik rencana Arab ini, Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri Israel menolak proposal tersebut dengan alasan tidak mempertimbangkan “realitas di Gaza saat ini.”
Perbedaan Pandangan Soal Masa Depan Gaza
Rencana Arab senilai $53 miliar (£41 miliar) ini mencakup tiga fase pembangunan kembali Gaza selama lima tahun.
- Fase pertama (6 bulan, $3 miliar) – Pembersihan puing-puing dan bahan peledak yang belum meledak.
- Fase kedua (2 tahun, $20 miliar) – Pembangunan kembali perumahan, utilitas, dan infrastruktur dasar.
- Fase ketiga (2 tahun, $30 miliar) – Pembangunan bandara, dua pelabuhan, dan zona industri.
Rencana ini juga mencakup pembentukan “komite administratif” yang terdiri dari teknokrat Palestina independen untuk mengelola Gaza secara sementara, sembari mendorong kembalinya Otoritas Palestina.
Sebagai perbandingan, rencana Trump bertujuan untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza dan membangun kembali wilayah itu sebagai “Riviera Timur Tengah.” Ia mengklaim penduduk Palestina akan mendapatkan “perumahan yang jauh lebih baik” di negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania.
- Baca Juga : Arab Setuju Rencana Rekonstruksi Gaza Senilai $53 Miliar, Alternatif untuk Proposal Trump
Reaksi Berbeda dari Pihak-Pihak Terkait
Menteri Luar Negeri Israel dengan tegas menolak rencana Liga Arab, menyebutnya sebagai “gagasan usang” yang tidak mencerminkan kondisi pasca-serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Gedung Putih juga menyatakan bahwa rencana Arab “tidak mempertimbangkan kenyataan bahwa Gaza saat ini tidak dapat dihuni secara manusiawi karena reruntuhan dan bahan peledak.”
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendukung proposal Arab dan mendesak Presiden Trump untuk mempertimbangkannya. Hamas juga menyatakan apresiasinya terhadap posisi Arab yang menolak pemindahan paksa warga Palestina.
Konflik Berlanjut di Gaza
Penolakan terhadap rencana Arab terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran akan runtuhnya gencatan senjata di Gaza.
Israel telah memblokir masuknya bantuan kemanusiaan untuk menekan Hamas agar menerima proposal AS tentang perpanjangan sementara gencatan senjata, yang mencakup pertukaran sandera dan tahanan Palestina. Namun, Hamas menegaskan bahwa kesepakatan awal harus dihormati, termasuk penghentian perang dan penarikan penuh pasukan Israel.
Sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 48.400 warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan Israel, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas. Hampir seluruh penduduk Gaza telah mengungsi berulang kali, dengan sekitar 70% bangunan mengalami kerusakan atau kehancuran.
Sumber: BBC News – US and Israel reject Arab alternative to Trump’s Gaza plan
1 thought on “AS dan Israel Tolak Rencana Arab untuk Rekonstruksi Gaza, Dukung Proposal Trump”