
BBCMedia News – Presiden AS Donald Trump kembali menaikkan tarif impor dari China, dengan kebijakan terbaru yang mengenakan bea masuk minimal 20% untuk berbagai produk. Langkah ini adalah bagian dari strategi perdagangan Trump untuk menekan dominasi manufaktur China, yang selama ini menjadi pusat produksi global untuk berbagai barang, dari pakaian hingga kendaraan listrik.
Dengan surplus perdagangan sebesar $1 triliun pada tahun 2024, China tetap menjadi eksportir utama dunia. Namun, apakah tarif Trump cukup untuk mengguncang industri manufaktur China?
- Baca Juga : Arab Setuju Rencana Rekonstruksi Gaza Senilai $53 Miliar, Alternatif untuk Proposal Trump
Apa Itu Tarif Impor dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Tarif impor adalah pajak yang dikenakan pada barang yang masuk dari luar negeri. Tarif biasanya ditentukan berdasarkan persentase dari nilai barang yang diimpor.
Sebagai contoh, jika sebuah produk dari China bernilai $4 dikenakan tarif 10%, maka akan ada biaya tambahan sebesar $0,40 yang dibebankan kepada importir.
Mengapa Trump Menerapkan Tarif Ini?
- Mendorong konsumsi produk lokal: Dengan meningkatkan harga barang impor, tarif bertujuan untuk mendorong konsumen AS membeli produk dalam negeri.
- Melindungi industri AS: Trump ingin menghidupkan kembali sektor manufaktur domestik dengan mengurangi ketergantungan pada China.
- Menekan China dalam isu fentanyl: Trump mengklaim bahwa tarif ini juga dimaksudkan untuk menekan China agar lebih aktif mencegah penyebaran opioid fentanyl ke AS.
Namun, dalam praktiknya, berbagai studi menunjukkan bahwa tarif yang diterapkan pada periode kepemimpinan Trump sebelumnya justru menaikkan harga barang untuk konsumen AS.
Apakah Tarif Trump Dapat Melukai Industri Manufaktur China?
Menurut para analis, ya, tarif ini dapat memberikan dampak negatif pada sektor manufaktur China.
Ekspor adalah penopang utama ekonomi China
- Ekspor menyumbang seperlima dari total pendapatan China.
- Dengan tarif baru ini, ekspor ke AS diperkirakan turun 25% hingga 33%.
- Penurunan ekspor dapat mempersempit surplus perdagangan China dan melemahkan ekonominya.
China Perlu Meningkatkan Konsumsi Domestik
- Alicia Garcia-Herrero, kepala ekonom Natixis Asia-Pasifik, menilai bahwa China perlu lebih banyak mendorong konsumsi dalam negeri untuk menyeimbangkan penurunan ekspor.
- Namun, pasar properti yang lesu dan angka pengangguran yang tinggi membuat daya beli masyarakat China menurun.
- Pemerintah China baru-baru ini mengumumkan berbagai stimulus ekonomi untuk meningkatkan konsumsi.
China Tidak Mudah Digantikan dalam Rantai Pasokan Global

Meskipun tarif ini berdampak, China tetap sulit tergantikan sebagai pusat manufaktur dunia.
- China adalah satu-satunya pemasok utama untuk beberapa produk, seperti panel surya.
- China telah beralih ke sektor manufaktur berteknologi tinggi, seperti kecerdasan buatan (AI) dan robotika.
- Dengan skala produksi yang besar dan biaya rendah, China masih menjadi pilihan utama bagi banyak industri.
“Sulit untuk menemukan pengganti China dalam rantai pasokan global,” kata Shuang Ding, kepala ekonom China di Standard Chartered.
Bagaimana China Merespons Tarif Trump?
China tidak tinggal diam terhadap kebijakan perdagangan AS. Sejumlah langkah telah diambil sebagai bentuk perlawanan:
- Tarif balasan: China mengenakan tarif 10-15% pada barang-barang AS, termasuk produk pertanian, batu bara, LNG, truk pick-up, dan mobil sport.
- Tekanan terhadap perusahaan AS: China menerapkan pembatasan ekspor dan membuka penyelidikan anti-monopoli terhadap Google.
- Diversifikasi pasar ekspor:
- China telah meningkatkan perdagangan dengan Eropa, Asia Tenggara, dan Amerika Latin.
- Banyak produsen China telah memindahkan pabrik mereka ke negara lain seperti Vietnam dan Meksiko untuk menghindari tarif AS.
“Jika AS mengenakan tarif tinggi pada Vietnam, itu baru akan menjadi pukulan berat bagi China,” kata Garcia-Herrero.
Lebih dari Sekadar Tarif: Perang Teknologi AS-China
Bagi China, ancaman terbesar bukan hanya tarif, tetapi juga pembatasan AS terhadap chip canggih dan teknologi tinggi.
π China mulai mengembangkan teknologinya sendiri
- DeepSeek, perusahaan AI China, mengejutkan dunia dengan meluncurkan chatbot yang mampu menyaingi ChatGPT buatan OpenAI.
- Perusahaan China juga telah menimbun chip Nvidia sebelum AS memberlakukan pembatasan lebih lanjut.
“Meski pembatasan chip dapat mempengaruhi daya saing China, statusnya sebagai pusat manufaktur global tetap sulit digeser,” ujar Ding.
Mengapa China Tetap Menjadi Kekuatan Manufaktur Dunia?
China telah membangun rantai pasokan yang sangat efisien, tenaga kerja murah, dan infrastruktur canggih sejak membuka ekonominya di akhir 1970-an.
Dukungan pemerintah China: Investasi besar dalam infrastruktur, transportasi, dan kebijakan pro-bisnis membantu menarik investor global.
Posisi strategis dalam perdagangan global: China tetap menjadi pusat ekspor utama dunia dengan keunggulan biaya produksi yang sulit disaingi.
“Sulit untuk menggantikan China sebagai pabrik dunia,” kata Garcia-Herrero.

Dampak jangka pendek: Tarif Trump akan mengurangi ekspor China ke AS dan memperlambat pertumbuhan manufaktur.
Dampak jangka panjang: China tetap sulit tergantikan karena skala produksinya yang besar dan kemampuannya beradaptasi dengan perubahan ekonomi global.
China mulai beralih ke teknologi tinggi: Pembatasan AS terhadap chip dan teknologi justru mendorong China untuk lebih mandiri dalam inovasi.
Dengan manufaktur berteknologi tinggi dan ekspansi ke pasar lain, China tampaknya siap menghadapi tarif Trumpβdan mungkin akan semakin kuat di masa depan.
Sumber : BBC