
bbcmedia.news sukabumi – Kepala Desa Sukamantri, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Cecep Andi Rusmawan, membantah anggapan bahwa pemerintah desa abai terhadap pembangunan Bendungan Cigunung, yang menjadi sumber irigasi utama bagi para petani

Bendungan Cigunung yang berlokasi di bawah lintasan rel kereta api Sukabumi–Bogor ini berperan vital dalam mengairi lahan pertanian warga. Cecep menegaskan bahwa sejak 2019 kewenangan pembangunan sudah berpindah dari kabupaten Sukabumi ke provinsi Jawa Barat. pihaknya telah mengajukan permohonan pembangunan bendungan permanen kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Namun hingga kini, permohonan tersebut belum mendapat tindak lanjut.
“Kami membantah jika dikatakan pemerintah desa tidak merespons kebutuhan warga terkait Bendungan Cigunung. Permohonan pembangunan sudah kami ajukan sejak 2019, tetapi hingga saat ini belum terealisasi karena itu menjadi kewenangan provinsi,” ujar Cecep saat ditemui di Kantor Desa Sukamantri, Kamis (6/3/2025).
Ia menjelaskan bahwa selama ini bendungan hanya menggunakan konstruksi darurat berupa karung berisi batu yang sering rusak saat musim hujan. Meski belum ada pembangunan permanen, pemerintah desa selalu memberikan bantuan berupa karung dan konsumsi bagi warga yang secara swadaya memperbaiki bendungan saat terjadi kerusakan.
“Setiap kali terjadi kerusakan, kami selalu membantu dengan memberikan karung dan dukungan logistik. Jadi, tuduhan bahwa kami abai itu tidak benar,” tegasnya.
Sebagai upaya sementara, Cecep menyebutkan pemerintah desa telah mendorong pembangunan sodetan Sungai Cigunung melalui anggaran Dinas Pertanian pada 2024. Meski bukan solusi permanen, langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak kekurangan air bagi para petani.

Ia berharap pemerintah provinsi di bawah kepemimpinan yang baru yaitu kang Dedi Mulyadi ( KDM ) dapat lebih responsif terhadap aspirasi warga, terutama terkait pembangunan Bendungan Cigunung.
“Kami sangat berharap perhatian lebih dari pemerintah provinsi, karena saluran irigasi ini sangat di butuhkan untuk dua desa Antara Sukamantri dan desa Babakan,” pungkas Cecep.
Permasalahan irigasi ini menjadi perhatian penting mengingat dampaknya terhadap produktivitas pertanian dan ketahanan pangan di wilayah Sukabumi. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani, akan semakin terdampak.
Indra/bssa