
BBC MEDIA.NEWS – SUKABUMI – Dugaan praktik pungutan pembohong (pungli) di Lapas Warung Kiara Kelas IIA, Kabupaten Sukabumi, kembali menjadi sorotan publik setelah sejumlah netizen mengungkapkan pengalaman mereka selama menjalani masa tahanan. Seperti di beritakan sebelum sebelumnya kisah pilu yang keluarga mengalami pewarnaan, yang bahkan setelah masuk penjara, masih harus memikul beban hutang demi kewajiban memenuhi tak resmi di balik jeruji besi.
// BACA JUGA : PUBLIK HERAN , NAPI DI LAPAS WARUNG KIARA KABUPATEN SUKABUMI PUNYA UTANG JUTAAN RUPIAH DI KANTIN DALAM LAPAS

Salah satu keluarga narapidana mengaku harus mencari pinjaman baru hanya untuk membayar utang yang timbul selama anggota keluarganya menjalani hukuman. Tekanan serta perlakuan yang tidak manusiawi disebut menjadi momok yang membayangi apabila utang tersebut tidak segera dilunasi.
// BACA JUGA : CAMAT SUKARAJA AKAN LAKUKAN PEMBINAAN TERHADAP PEMERINTAH DESA SELAWANGI
Tak sedikit warganet lainnya ikut bersuara. Salah satu mantan membantu menggambarkan penderitaan yang ia alami sebagai “penjara dunia”. Ia menyebutkan bahwa sejak pertama masuk ke sel karantina, dirinya dibayangkan pada ruang penuh sesak tanpa ventilasi yang layak dan penuh tekanan psikologis.
“Kami harus membayar lebih dari dua juta rupiah hanya untuk bisa pindah ke kamar yang lebih layak,” ungkapnya.
Setelah itu, berbagai pungutan lain pun terus muncul, termasuk pungutan untuk kebersihan, keamanan dan kamar , hingga lain-lainnya
// BACA JUGA : POLISI DI TUDUH MEMBUAT KETERANGAN BOHONG OLEH PIHAK KELUARGA TERSANGKA TINDAK PIDANA KORUPSI DD CIKAHURIPAN KADUDAMPIT SUKABUMI
Keluhan juga datang dari segi kebutuhan pokok.Karena jatah makan yang diberikan jauh dari kata cukup tidak jarang napi dengan sangat terpaksa berhutang bagi yang tidak mempunyai uang
“Bayangin Bang, malam-malam lapar, ditawarin nasi Padang tapi harganya Rp50 ribu seporsi. Mau nggak mau harus ngutang bagi yang tidak punya uang ,” ujar mantan napi lainnya.
Ia mengaku, bahkan pernah mendengar kabar ada napi yang meninggal karena kelaparan.
Dampak dari praktik semacam ini tidak hanya dirasakan di dalam lapas. Keluarga yang menanggung beban finansial akibat pungli dan utang napi kerap terpuruk secara ekonomi setelah narapidana bebas
// BACA JUGA : PPK Dispora Menujuk Salah Satu Perusahaan Sebagai Pengelola Ex Aset Terminal : Sebelum Lelang Dilaksanakan
Mereka yang pernah menjalani masa tahanan menegaskan bahwa masuk penjara memang konsekuensi dari perbuatan melawan hukum, tetapi itu tidak seharusnya menjadi pembenaran bagi siapapun, terutama oknum petugas, untuk menjadikan penderitaan narapidana sebagai ladang mencari keuntungan.
Para mantan narapidana dan keluarga korban berharap ada perbaikan sistem di dalam lapas, termasuk penghapusan praktik pungli serta harga makanan yang wajar dan layak. Penjara seharusnya menjadi tempat pembinaan, bukan tempat eksploitasi.
// BACA JUGA : DIDUGA OKNUM PEGAWAI RS BHAYANGKARA SETUKPA ADA YANG JADI CALO BPJS KESEHATAN ( KIS )
Pihak berwenang diminta untuk menyelidiki lebih lanjut dugaan tersebut dan memberikan jaminan bahwa hak dasar setiap narapidana tetap dijaga sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sampai berita ini di turunkan pihak lapas belum dimintai keterangan lanjutan.
INDRA/DANI
5 thoughts on “LAPAS WARUNG KIARA KABUPATEN SUKABUMI BAGAIKAN NERAKANYA DUNIA , SELAIN PENYIKSAAN BANYAK PUNGLI YANG DI ALAMI NAPI”