
Protes dan Ketegangan di Ruang Sidang
BBCMedia.News, Washington DC – Pada Selasa malam, 4 Maret 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pidato kenegaraan di Gedung Capitol, Washington DC. Pidato ini berlangsung dalam suasana tegang, terutama setelah Trump menyebut pendahulunya, Joe Biden, sebagai “presiden terburuk dalam sejarah”. Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari anggota Partai Demokrat yang hadir, dengan beberapa mengecamnya sebagai kebohongan.
Ketegangan meningkat ketika anggota kongres Demokrat dari Texas, Al Green, berdiri dan berteriak kepada presiden, “Anda tidak memiliki mandat.” Tindakannya memicu sorakan dari anggota Partai Republik yang berusaha membungkamnya dengan menyanyikan lagu patriotik. Green akhirnya dikawal keluar dari ruang sidang di tengah cemoohan dari lawan politiknya.
Tidak hanya itu, beberapa anggota Demokrat memilih meninggalkan ruangan sebelum Trump mulai berbicara. Anggota DPR asal Texas, Jasmine Crockett, bahkan melepas jaketnya untuk menunjukkan kaus bertuliskan “Resist” di bagian belakang sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintahan Trump.
Di ruang sidang, solidaritas terhadap Ukraina juga terlihat jelas. Banyak anggota parlemen mengenakan syal, dasi bergaris, atau pita dengan warna kuning dan biru, simbol dukungan untuk Ukraina yang mereka anggap telah dikhianati oleh pemerintahan Trump. Protes ini muncul setelah Trump memerintahkan penghentian sementara bantuan militer Amerika ke Kyiv.
Pidato kenegaraan ini sangat kontras dengan pidato serupa yang disampaikan Joe Biden pada Maret 2022, hanya lima hari setelah Rusia menginvasi Ukraina. Saat itu, Kongres menunjukkan persatuan lintas partai dalam mendukung Ukraina. Namun, dalam pidato Trump kali ini, perpecahan terlihat jelas di antara anggota parlemen.
|| Baca Juga :
- Pidato Kenegaraan Pertama Trump, Klaim Kembalikan Kejayaan Negeri Paman Sam
- Sebut AS Akan Bangkrut Dan Kacaukan Badan Pemerintahan AS, Elon Musk Digugat ke Pengadilan
- Sempat Di Gugat Karena Memecat 8 Inspektur Jendral, Trump Perintahkan Pecat Semua Jaksa Federal Era Biden!
Selain dukungan untuk Ukraina, sejumlah anggota Demokrat juga mengenakan pakaian merah muda sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Trump yang dinilai merugikan hak-hak perempuan. Ketegangan ini mencerminkan semakin tajamnya perbedaan politik di Washington, di tengah gerakan “America First” yang kembali menjadi sorotan utama dalam pemerintahan Trump.
Janji Kebijakan Kontroversial Trump

Dalam pidatonya yang berlangsung selama 100 menit—terpanjang dalam sejarah pidato kenegaraan, Trump menyoroti berbagai pencapaian awal pemerintahannya yang sebelumnya dijatuhkan oleh Biden. Ia mengumumkan pembentukan Departemen Efisiensi Pemerintah yang akan dipimpin oleh Elon Musk, dengan tujuan mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi birokrasi.
Trump juga menegaskan kembali keinginannya untuk mengakuisisi Greenland, sebuah langkah yang sebelumnya menuai kontroversi. Ia berargumen bahwa langkah tersebut akan meningkatkan posisi strategis dan ekonomi Amerika Serikat.
Selain itu, Trump mengumumkan rencana untuk mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, sebuah langkah simbolis yang mencerminkan kebijakan nasionalisnya.
Pidato ini juga menyinggung upaya pemerintahannya untuk mencapai perdamaian di Ukraina. Trump mengklaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin siap untuk berdamai dan mengungkapkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengirim surat yang menyatakan keinginannya untuk mencapai gencatan senjata.
Secara keseluruhan, pidato kenegaraan Trump mencerminkan visi ambisiusnya untuk Amerika, namun juga menyoroti perpecahan politik yang semakin dalam di negara tersebut.
Hamdan/Kyno
Sumber: APNews, Reatures, The Guardian, The Sun
|| Baca Juga :
1 thought on “Kekacauan di Kongres: Pidato Kenegaraan Trump Picu Protes dan Ketegangan”