
BBCMedia News – Setelah kejatuhan Bashar al-Assad dalam serangan kilat oleh pemberontak Islamis pada Desember lalu, Suriah masih menghadapi ketidakstabilan. Pemerintahan baru di bawah Presiden Interim Ahmad al-Sharaa kini harus menghadapi ancaman serius dari loyalis Assad yang menolak rekonsiliasi.
Ancaman dari Loyalis Assad
Sejak Assad jatuh, ribuan orang yang terkait dengan rezim lama kehilangan posisi mereka, termasuk militer dan anggota Partai Baath. Banyak di antara mereka menolak menyerahkan senjata dan tetap menjadi ancaman bagi pemerintah baru.
Seorang pejabat keamanan yang baru diangkat mengungkapkan, “Mata kami ada di mana-mana, tetapi kami tidak ingin menciptakan kesan bahwa kami memburu mereka. Itulah mengapa belum ada penggerebekan besar-besaran.”
Namun, kekerasan meningkat dalam beberapa pekan terakhir, terutama di Latakia dan Tartous, basis utama pendukung Assad.
Serangan Besar di Latakia
Pada Kamis lalu, pasukan pemerintah melakukan operasi di pedesaan Latakia untuk menangkap seorang mantan pejabat Assad. Namun, mereka justru disergap oleh kelompok bersenjata loyalis Assad.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sedikitnya 13 anggota pasukan keamanan tewas dalam serangan yang disebut sebagai “serangan terencana oleh sisa-sisa milisi Assad.”
Bentrokan meluas ke wilayah lain, dan pada Jumat, lebih dari 120 orang tewas dalam kekerasan terburuk sejak jatuhnya Assad.
Loyalis Assad Membangun Perlawanan Bawah Tanah
Menurut Institute for the Study of War, loyalis Assad yang tersisa bisa menjadi ancaman paling efektif bagi pemerintah baru.
Mereka memiliki jaringan militer, intelijen, dan kriminal yang sudah terbentuk sejak lama, memungkinkan mereka mengorganisir serangan pemberontakan dengan cepat.
Selain itu, banyak anggota komunitas Alawite, yang dulu menikmati hak istimewa di bawah pemerintahan Assad, merasa didiskriminasi oleh pemerintahan baru yang dipimpin mayoritas Sunni.
Laporan dari aktivis menyebut bahwa pada Jumat, kelompok bersenjata menewaskan puluhan warga sipil laki-laki di daerah Alawite, yang bisa semakin meningkatkan ketegangan dan mendorong lebih banyak orang untuk mendukung perlawanan bersenjata.
Tantangan Berat bagi Pemerintah Suriah
Pemerintah Sharaa juga menghadapi perlawanan dari kelompok Druze di selatan, meskipun kesepakatan telah dicapai baru-baru ini.
Selain menghadapi ancaman keamanan, pemerintah juga berjuang untuk mencabut sanksi internasional yang masih berlaku sejak era Assad. Dengan 90% penduduk hidup dalam kemiskinan, pemulihan ekonomi menjadi prioritas utama pemerintahan baru.
Namun, dengan ancaman dari loyalis Assad yang terus berlanjut, stabilitas Suriah masih jauh dari kepastian.
Sumber BBC
1 thought on “Pemerintah Suriah Masih Dihadapkan pada Ancaman dari Loyalis Assad”