
064b97b0 eeea 11ef 9cf8 5dc390817f3c.jpg
Fenomena langit yang tak biasa terjadi pada Rabu dini hari (19/2/2025) ketika sebuah objek bercahaya melesat di atmosfer dan terbakar. Warga di beberapa negara Eropa Utara, seperti Inggris, Denmark, dan Swedia, sempat menyaksikan pemandangan spektakuler ini sebelum akhirnya diketahui bahwa objek tersebut adalah bagian dari roket Falcon 9 milik SpaceX yang mengalami re-entry tidak terkendali.
Penemuan Puing di Polandia
Sekitar pukul 10:00 waktu setempat, seorang warga Polandia, Adam Borucki, menemukan sebuah benda logam hangus berukuran sekitar 1,5 x 1 meter di belakang gudangnya di Komorniki. Benda tersebut diduga merupakan bagian dari tahap kedua roket Falcon 9 yang gagal masuk kembali ke atmosfer secara terkendali. Polisi setempat yang bekerja sama dengan Badan Antariksa Polandia (Polsa) mengonfirmasi bahwa puing tersebut berasal dari roket milik perusahaan Elon Musk, SpaceX.
Temuan serupa juga ditemukan di sebuah hutan dekat desa Wiry, Polandia, memperkuat dugaan bahwa bagian-bagian lain dari roket tersebut telah jatuh di beberapa titik di Eropa Timur. Selain Polandia, para ahli menduga beberapa pecahan puing juga mungkin jatuh di wilayah barat Ukraina.

Penyebab Kegagalan dan Risiko yang Ditimbulkan
Roket Falcon 9 ini awalnya diluncurkan dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg, California, pada 1 Februari 2025. Seharusnya, tahap kedua roket ini masuk kembali ke atmosfer secara terkendali dan jatuh di Samudra Pasifik. Namun, menurut astrofisikawan dari Universitas Harvard, Dr. Jonathan McDowell, kegagalan mesin menyebabkan roket tetap mengorbit Bumi selama beberapa minggu sebelum akhirnya jatuh tanpa kendali.
“Kami telah memantau pergerakan roket ini selama beberapa pekan dan memperkirakan bahwa re-entry tidak terkendali akan terjadi hari ini,” kata Dr. McDowell kepada BBC. “Fragmen roket ini bergerak dengan kecepatan sekitar 27.000 km/jam saat melintasi Inggris, lalu memasuki wilayah Skandinavia, sebelum akhirnya jatuh di Eropa Timur dengan kecepatan ratusan kilometer per jam.”
- Baca Juga : Keajaiban Puasa Kamis: Manfaat, Niat, dan Pahala Berlimpah
- Baca Juga : Mahasiswa Teknik Informatika Wajib Bangga Sama Pilihannya!
Insiden ini menyoroti potensi bahaya dari puing luar angkasa yang tidak terkendali. Biasanya, sebagian besar puing antariksa terbakar habis saat memasuki atmosfer, tetapi potongan yang lebih besar masih dapat mencapai permukaan Bumi. Meskipun hingga kini belum ada laporan korban jiwa akibat jatuhnya puing luar angkasa, meningkatnya jumlah objek yang diluncurkan ke orbit membuat risiko ini semakin besar.
Kekhawatiran Terkait Keamanan dan Frekuensi Kejadian
Menurut Dr. McDowell, insiden ini merupakan kali keempat dalam beberapa waktu terakhir di mana bagian dari roket Falcon mengalami masalah serupa. “Ini mengkhawatirkan karena menunjukkan adanya peningkatan frekuensi kegagalan semacam ini,” ujarnya. “Sejauh ini kita masih beruntung karena tidak ada korban jiwa, tetapi jika hal ini terus terjadi, kemungkinan terjadinya kecelakaan yang lebih serius semakin besar.”
Dengan semakin banyaknya satelit dan misi luar angkasa yang dilakukan berbagai negara dan perusahaan swasta, regulasi dan standar keamanan terkait pengelolaan puing antariksa menjadi semakin mendesak. Para ahli menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap peluncuran roket dan metode pembuangan tahap-tahapnya agar risiko jatuhnya puing di wilayah berpenduduk dapat diminimalisir.
Insiden ini menjadi pengingat bahwa eksplorasi luar angkasa tidak hanya membawa manfaat bagi teknologi dan ilmu pengetahuan, tetapi juga menimbulkan tantangan dan risiko yang harus dikelola dengan bijak. Ke depannya, apakah regulasi terkait puing luar angkasa akan diperketat? Ataukah insiden seperti ini akan terus berulang tanpa solusi konkret?