
BBC MEDIA.NEWS – SUKABUMI – Polemik terkait penggunaan anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana (sarpras) di salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten Sukabumi terus bergulir. Patwa, salah satu guru yang juga menjabat sebagai penanggung jawab bagian sarpras sekolah tersebut, memberikan keterangan berbeda dari Cecep selaku Humas sekolah.
//BACA JUGA : PKBM GHIDAUL ATHFAL SUBANG JAYA KOTA SUKABUMI DIDUGA BERIKAN KETERANGAN TIDAK AKURAT
Sebelumnya, Cecep menyatakan bahwa sebagian anggaran pemeliharaan sarpras yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) dialihkan untuk membayar hutang pembelian komputer. Namun, pernyataan itu dibantah oleh Patwa.

“Secara penggunaan dana BOS, kami sudah merealisasikan sesuai dengan pos masing-masing, termasuk untuk pemeliharaan genteng bocor, plafon, talang air, serta pembelian pompa air,” tegas Patwa saat memberikan keterangan di hadapan kepala sekolah dan juga Humas, Senin (2/6/2025).
//BACA JUGA : KORBAN SPK BODONG TUNTUT PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA SUKABUMI
Patwa juga menambahkan bahwa memang masih terdapat bagian genteng dan plafon yang belum tersentuh pemeliharaan. Namun, hal tersebut menurutnya akan dilakukan secara bertahap
“Namanya juga pemeliharaan, tidak bisa sekaligus,” ujarnya.
Sayangnya, Patwa mengaku tidak mengetahui secara pasti jumlah anggaran yang dialokasikan untuk pemeliharaan sarpras. Ia hanya memperkirakan anggaran tersebut tidak sampai Rp30 juta.
Menanggapi informasi yang simpang siur, Devi selaku Kepala Seksi (Kasi) Kesiswaan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi langsung turun ke sekolah untuk melakukan klarifikasi.
//BACA JUGA : LSM ANNAHL ADUKAN PERMASALAHAN YANG ADA DI KOTA/KABUPATEN SUKABUMI KE KOMISI II DPR RI
“Kami bersama Pak Kabid sudah melakukan pengawasan dan pembinaan, sekaligus memastikan bahwa anggaran pemeliharaan digunakan sebagaimana mestinya,” ungkap Devi saat ditemui di kantornya, Senin (2/6/2025).
Ia menambahkan bahwa pihaknya telah bertemu dengan operator, bendahara, dan kepala sekolah yang mengakui bahwa penggunaan anggaran dilakukan sesuai aturan
“Benar atau tidaknya penggunaan anggaran, itu akan ditentukan oleh tim audit. Kami hanya sebatas melakukan pengawasan dan pembinaan,” jelas Devi.
Diberitakan sebelumnya, Cecep menyebut sebagian dana BOSP untuk pemeliharaan digunakan untuk membayar hutang pembelian komputer. Namun, patwa selaku bagian sarpras sekolah mengaku tidak memiliki hutang kepada pihak manapun.
//BACA JUGA : SERTIFIKAT WARGA 2 DESA DI SUKABUMI MENJADI JAMINAN DI BANK OLEH KOPRASI DAN TERANCAM TERLELANG
Pantauan di lapangan menunjukkan masih adanya kondisi bangunan yang membutuhkan perhatian, seperti genteng bocor, plafon rusak, serta pintu kelas yang tidak memiliki kunci dan tampak dibiarkan
Sementara itu, berdasarkan data dari aplikasi yang diluncurkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam tiga tahun terakhir, sekolah tersebut telah mengalokasikan dana sebesar kurang lebih Rp70 juta dari BOSP untuk kebutuhan pemeliharaan sarpras.
Iing Indra/Nandar